Testimoni SEFT



Apa yang dikatakan oleh Bapak Ahmad Faiz dan para Praktisi Seft lainnya, bahwa terapi SEFT jarak jauh atau tanpa jarak sebenarnya tidak  ada perbedaannya karena sumbernya sama yaitu dari EFT jadi yang berbeda hanya pada masalah bahasa saja. Kalau ada yang mengatakan “SEFT tanpa jaraklah yang benar” kemudian yang lain mengatakan SEFT jarak jauh” ini yang paling benar. Yang jelas dua-duanya menurut saya benar, alasannya toh sama-sama jauh, yang berbeda sebenarnya hanya pada ukuran jarak dan niat Sefter tersebut untuk menyembuhkan pasiennya  dan murni semata-mata karena Allah. Ketahuilah Allah lah yang paling berperan dalam menyembuhkan karena kita yakin Do’a adalah senjatanya orang yang beriman.
Perlu saya jelaskan terlebih dahulu bahwa ilmu Terapi SEFT ini dapat menterapi pasien atau klien  yang berada jauh dari terapisnya misalnya pasiennya berada di Jakarta dan Terapisnya berada diKalimantan, kegiatan ini benar-benar terjadi dibanyak kasus, sebenarnya saya awalnya juga sempat ragu namun dengan berbekal keyakinan saya coba untuk menerapkannya dan alhamdulillah berhasil. Ada kejadian yang cukup sedikit mengherankan pada waktu itu, testimoni ini berawal ketika istri saya sakit kepala dan badannya demam dirumah, sementara saya sendiri lagi dikota kebetulan ada urusan penting. Singkat cerita istri menelpon keHp saya ia mengabarkan bahwa “kepala saya sakit dan badan panas” kemudian saya coba menjawab “tenang saja tidak usah gelisah pasrahkan saja semuanya pada Allah. Jawaban istriku “ aku sudah tidak tahan” mendengar jawaban itu saya langsung saja memerintahkan dia untuk berbaring sambil istigfar. 
Kemudian saya cari mesjid terdekat, setelah ketemu saya langsung duduk diberanda Masjid dengan posisi duduk tahyat, kemudian melakukan SET-UP dengan niat mewakili atas nama istriku” Ya Allah saya niat mewakili Nur yang mengalami sakit pada kepala dan badannya.
Kemudian tahapan kedua, Saya mengkonsentrasikan pikiran ke Istriku karena dia yang akan diterapi dan mencoba berempati dengan rasa sakit yang dialami istri.
Dilanjutkan tahapan ketiga yaitu; TUNE-IN, adalah merasakan sakit yang dialami istri (disini Praktisi Seft "seolah-olah" sudah menjadi dirinya klien). "Ya Tuhan saya Nur, walaupun saya merasakan sakit pada...kepala dan badan" saya iklas menerimanya dan saya pasrahkan kepada-Mu untuk penyembuhannya” diulang kalimat ini 3X.
Kemudian saya mulai mentapping seperti biasa yang diawali dari mengetuk ringan pada tulang Collar Bone ( Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama. Sampai diakhiri pada titik Gamut Spot ( Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari kelingking
Setelah semua rangkaian dan tahapan Tappingnya dilakukan barulah kemudian diakhiri dengan sesi terapi ini dengan menekan "sore spot' sambil berdoa "Ya Tuhan sekarang saya sudah tidak mewakili NUR istriku, saya menjadi diri saya sendiri sekarang, saya Ikhlas dan Pasrah atas kesembuhan si Fulan hanya kepada-Mu". (tarik dan buang nafas secara perlahan). Alhamdulillah atas izin Allah setelah saya melakukan proses ini hanya berselang 5 menit kemudian saya coba telpon dia, Hpnya tidak diangkat. Akhirnya saya bergegas pulang kerumah ternyata dia sudah tidur pulas dengan nyenyaknya. Setelah menjelang pagi saya tanyakan “ kenapa semalam Hpnya tidak diangkat?. Dia bilang “saya ketiduran” padahal sebelumnya saya tidak bisa tidur karena kepalaku sakit dan badan juga panas betul. Ya inilah sebhagian dari contoh kasus, sebenarnya masih banyak lagi. Ya dilain kesempatan dapat disheringkan lagi, demikian semoga ada mamfaatnya bagi kita semua “Amin

















<data:blog.pageTitle/>







































 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License