Opini dari sahabatku Nur Ivan
HARAPAN PEMUDA
MASA DEPAN INDONESIA
Daku
mengawali kembali jemari yang kasar ini dengan klik huruf ke huruf lalu jadilah
untaian kata.Demi menulusuri kembali hikmah yang terselip dari hati yang mulai
buta dengan pengabdian.Mudah-mudahan jadi tercerahkan meskipun kesekian kalinya
terjatuh dan terbangun kembali.
Di awal januari 2014 bertepatan dengan 1 tahun
yang lalu mereka mengawali pendidikan di sebuah perguruan tinggi.Suatu usia
yang sudah matang untuk suatu bekal pengetahuan untuk kembali mengabdi kepada
masyarakat,kalau tidak bisa disebut belum pengalaman.
Tahun ini tentunya tantangan tugas ke depan
semakin luas dan kompleks mengikuti perkembangan zaman sehingga kami para
penerima beasiswa dari pemerintah dituntut harus bisa menyesuaikan diri untuk
menjawab tantangan tugas yang sedemikian besar dalam pengabdian kepada
masyarakat.Untuk itu kami mencoba sedikit merefleksi kebelakang apa saja yang
telah di perbuat bagi agama, bangsa dan negara selama 1tahun menggunakan dana
beasiswa ini,sehingga ke depannya dalam setiap jiwa mahasiswa yang menerima
bantuan beasiswa dari pemerintah mulai merasakan suatu tekad pengabdian hanya
untuk bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
Seorang mahasiswa yang berprestasi itu sendiri
sebenarnya telah bertekad,jauh sebelum mereka menerima beasiswa pendidikan yang
dijalaninya.Mereka telah terentang dari sejak masa mereka menjalani masa
belajar di bangku sekolah yang waktu itu masih membentuk suatu angan-angan atau
bahkan hanya impian hampa.
Pada hakekatnya semua orang berharap(dan
percaya) bahwa seorang mahasiswa yang menerima beasiswa mampu menjawab
tantangan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan kemampuannya dan sesuai
pula dengan tuntutan zaman.Setiap mahasiswa penerima beasiswa wajib mempertanggungjawabkan
nama baiknya begitu pula lembaga asal dia di utus sebagai penerima beasiswa,
serta tanggung jawab moril terhadap penggunaan dana yang telah diperolehnya
selama masa perkuliahan.Nilai-nilai inilah yang harus diwarisidan yang harus
selalu di jiwai oleh setiap mahasiswa berbeasiswa, serta menjadi penghayatannya
dalam menjalani tugas demi pengabdian kepada negara dan bangsa.Dan yang paling
utama adalah menghilangkan karakter kemalasan,karakter egoistikdalam bermasyarakat
Zaman
ini, saat dimana eranya informasi dan teknologi dirasakan telah merubah pada hampir
segala sisi peradaban masyarakat.Apapun permasalahan kehidupan di era ini mesti
dipecahkan dengan usaha pemberdayaan tekhnologi informasi.Kehidupan masyarakat
di zaman ini bak sebuah buku yang senantiasa tersedia untuk di baca yang mana sebuah
buku itu akan dapat dipahami, hanya dengan memahami maksud bahasa sebagaimana
penulisnya tuliskan.Olehnya itu setiap perubahan tersebut akan membawa
masing-masing person, komunitas, masyarakat bahkan lembaga-lembaga yang ada di
negeri ini menjadi saling bersaingan secara brutal (baca: bebas) atau globalisasi.
Amanah
sebuah perguruan tinggi sebagai salah satu wadah pembinaan mahasiswa diharapkan
untuk menjawab tantangan zaman semacam ini.Maka perguruan tinggi harus berusaha
membentuk system kependidikannya menjadi sumber dari segala pemberdayaan informasi
tekhnologi bahkan di luar itu perguruan tinggi dituntut agar masyarakat
memahami permasalahan yang sedang menerpa bangsanya sendiri dengan tujuan
kemaslahatan kehidupan masyarakat. Beberapa di antara hal di atas adalah bagian
dari tiga dasar amal (baca: tri dharma) Perguruan Tinggi yang terkadang hanya
sebagai lip service para penerima beasiswa di perguruan tinggi.
Pada
sisi yang berbeda, kedudukan dan fungsi perguruan tinggi sangat penting dalam
perkembangan suatu masyarakat. Karena di tangan para pemuda-pemudi (dibaca:
mahasiswa) inilah akan terjadi sebuah proses perubahan sosial (social change)pada peradaban masyarakat dengan begitu cepatnya.Dan
fungsi perguruan tinggi ini harus terwujud dalam perannya yang nyata kalau
tidak maka harapan dari seluruh pendayagunaan beasiswa (biaya) ini menjadi
kamuplase belaka.Dengan dharma pendidikan, perguruan tinggi diharapkan
melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya.
Anggap
saja, dalam penelitiannya, mahasiswa diganang untuk melahirkan teori dan temuan
baru bidang pengetahuan serta inovasi perekonomian dan tidak ketinggalan
penanaman nilai kebudayaan asli Indonesia yang sangat tinggi.Dalam
wujudmengabdi kepada masyarakat, maka mahasiswa harus melayani masyarakat agar
turut serta membangun dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
Ketika
seorang mahasiswa hanya melakukan peran pendidikan sementara itu ia tidak
memperhatikan sisi kemasyarakatan serta melupakan tanggung jawab materil milik
rakyat yang digunakan, dipastikan akan terjadi ketidakseimbangan perannya dalam
pengabdian terhadap kemajuan bangsa ini. Umpamanya, dalam mengabdikan mahasaiswa
kepada masyarakat maka sebuah peguruan tinggi harus berperan laksana suatu organisasi
sosial bahkan bisa seperti lembaga dakwah.Hal ini disebabkan, adanya kepentingan
lain diluar tugas seorang mahasiswa selain sebagai pencari ilmu di bangku
kuliah yaitu mengabdi, dan berperan
dalam pemberdayaan sosial masyarakat.
Para
dosen juga harus terus mengajarkan kepada para mahasiswa agar mengamati lebih jauh
lagi akan adanya pergeseran nilai-nilai yang terjadi di masyarakat.Kelihatanya
sudah terjadi pergeseran nilai dari sesuatu yang kurang baik belakangan ini
berubah menjadi hal yang biasa saja, dari keakraban hidup bermasyarakat menjadi
kehidupan yang individualis, dari budaya bergotongroyong tanpa pamrih berubah
drastis menjadi hubungan yang materialis dan sebagainya.Ada lagi pergeseran
kaum kaya secara turun-temurun berubah menjadi pola keserakahan, para penduduk
pendatang dengan masyarakat setempat, perubahan dramatis pejabat pemerintah
dari sebelumnya suasana desa menjadi situasi perkotaan, dan akhirnya semua hal dari
sisi kehidupan kalau tidak secepatnya disadari akan mengalami perubahan-perubahan
yang tidak terkendali lagi.
Beberapa ilustrasi tadi sudah menekankan bahwa
seorang dosen kah dia…?Mahasiswa kah dia…?Semestinya membawakan arus positif
yang berarti bagi kualitas hidup masyarakat khususnya orang disekitarnya,
melalui berbagai bentuk yang ia inginkan, selain tugas minimal untuk disebut
sebagai seorang mahasiswa yakni belajar. Kalau seringkali para praktisi
pendidikan tidak bisa lagi membedakan mana yang bersifat aktivitas privasi dengan
mana yang bersifat pengabdian kemasyarakatan.
Sebagai gelanggang sekaligus lahan untuk
menyemai pion-pion peradaban yang berprikemanusiaan, maka kampuslah tempatnya
agar mahasiswa terus mengasah dan menempa diri dengan tujuan untuk memupuk
humus-humus modal sosial yang cukup ketika bersinggungan langsung dengan
kehidupan masyarakat yang semakin mengganas.Sebagai suatu komunitas keilmuan sederajat
mahasiswa, maka perkara tujuan atau hasil output, itu menjadi jauh lebih urgent
daripada hanya perkara teknis praktis.Dalam dunia kemahasiswaan, ada perbedaan
pendekatan dunia akademi yang derajatnya bukan setingkat mahasiswa.Karena pada
tataran kemahasiswaan, maka jadilah mahasiswa merupakan agen unik yang harus
senantiasa peka dalam keseharian.
Olehnya itu, maka tugas mahasiswa dan para dosen dan seluruh
civitas akademik kampus harus terlibat dalam pengabdian masyarakat. Itu semua lantaran
mahasiswa akan menjadi penggerak roda kedamaian dan kemajuan masyarakat. Selain
itu pula, mahasiswa penerima beasiswa diharapkan serupa dengan bibit unggul yang
ada pada tanah gembur lagi subur, artinya pengelolaannya, pemanfaatan dana
materil dari masyarakat haru apik sehingga akan menghasilkan buah yang unggul
yakni kembali kepada masyarakat yang berperadaban luhur. Kalau sudah demikan
adanya, semoga para penerima beasiswa dari pemerintah berbenah diri berkaca
pada hasil panen yang lama agar bangsa ini menjadi beradab dan masyarakatnya
berkepribadian luhur.*
Written By :
Nur Rivan (Pengasuh Pesantren
Hidayatullah &Mahasiswa Pascasarjana Studi Islam)
Alamat
rumah : Jl. Padigata No.37 Singga,
Lakatan, Kec. Galang, Tolitoli-Sulawesi Tengah
Alamat
kantor : Ponpes Hidayatullah Kab.
Tolitoli, Jl. Daud Lapau
Alamat
sementara : Ponpes Al Burhan Gedawang -
Semarang
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda sopan kami hargai