1.
Pengertian Model Pembelajaran
Sentra
ARTICLE ARPAN--Untuk membahas contoh atau model pembelajaran seperti sentra memang
sedikit banyaknya lebih kepada metode yang dilakukan oleh Guru untuk anak didik
dimana Guru hanya sebagai pasilitator dan motivator bagi siswa-siswi, karena
yang paling banyak melakukan kegiatan dalam permainan itu adalah anak didik,
artinya guru harus bisa memberikan ruang dan kegiatan pembelajaran dalam bentuk
yang beraneka ragam untuk memenuhi 8 kecerdasan anak-anak atau para
siswa-siswinya. Dan sebelum melakukan kegiatan disentra maka guru terlebih
dahulu perlu membuat sircle time atau lingkaran (Beyond Center)
” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan
model pembelajaran sentra, sentra belajar (learning center atau learning
areas)1 merupakan model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya
berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan
seperangkat alat main, berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan
untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan, yakni main
sensorimotor (fungsional), main peran dan main pembangunan.
Sedangkan saat lingkaran adalah saat pendidik duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah main.
Pada pembelajarannya dengan menggunakan 4 jenis pijakan
(scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan
lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4)
pijakan setelah main. Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah,disesuaikan
dengan perkembangan yang dicapai anak dan diberikan sebagai pijakan untuk
mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training
(CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat, selama 25 tahun dan
telah terakreditasi oleh National Association Early Young Childhood (NAEYC)
sebagai model pembelajaran yang direkomendasikan dapat diterapkan di Amerika
Serikat. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini telah menerjemahkan bahan-bahan
pelatihan model pembelajaran sentra dan telah memperoleh copyright dari CCCRT
selama lima tahun (2004-2009). Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran
merupakan pengembangan dari metode Montessory, High Scope dan Reggio Emilio,
yang memfokuskan kegiatan anak di sentra-sentra atau area-area untuk
mengoptimalkan seluruh kecerdasan anak (sembilan kecerdasan jamak).
Model pembelajaran sentra dianggap paling ideal diterapkan di Tanah Air, selain
tidak memerlukan peralatan yang banyak, tapi kecerdasan anak tetap bisa
dioptimalkan. Model pembelajaran sentra mampu merangsang seluruh aspek
kecerdasan anak (multiple intelligent) melalui bermain yang terarah. Setting
pembelajaran mampu merangsang anak saling aktif, kreatif, dan terus berfikir
dengan menggali pengalaman sendiri. Jelas berbeda dengan pembelajaran masa
silam yang menghendaki murid mengikuti perintah, meniru, atau menghafal.
2. Landasan Model
Pembelajaran Sentra
Pelaksanaan model pembelajaran sentra pada anak usia dini berlandaskan
pada :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang
Kesejahteraan Anak, diantaranya Pasal 2 Ayat (1) Tentang Hak Anak
yang berbunyi:Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbinganberdasarkan
kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalamasuhan khusus untuk tumbuh
dan berkembang dengan wajar.
b. Undang-undang Republik Indonesia 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,
diantaranya pada BAB III pasal 9 dan 11.
Pasal 9 yang berbunyi:
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya.
Pasal 11 yang berbunyi:
Setiap anak berhak beristirahat dan memanfatkan waktu luang, bergaul
dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai
dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannta demi pengembangannya.
2. Prinsip
Dasar Model Pembelajaran Sentra
Filosofi dari program pembelajaran sentra berasal
dari berbagai ahli
psikologi perkembangan yang telah mengamati pertumbuhan dan
perkembangan anak selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah teori dan model
pembelajaran dari Helen Parkhust dengan sekolah Dalton, dimana tidak digunakannya
program klasikal, tetapi menggunakan sentra-sentra sebagai tempat belajar.
Menurut Helen Parkhust yang lahir di Amerika pada tahun 1807 M, kegiatan
pembelajaran harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang mempunyai
tempat dan irama perkembangan berbeda satu dengan yang lain. Kegiatan
pembelajaran harus memberikan kemungkinan kepada siswa untuk berinteraksi,
bersosialisasi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas
tertentu secara mandiri. Pandangan Helen Parkhust ini, tidak hanya mementingkan
aspek individu, tetapi juga aspek sosial, sedangkan bentuk pembelajarannya
memadukan klasikal dan individual.
Adapun program pembelajaran yang digunakan dalam model sentra ini,
mengadopsi dan mengembangkan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget, Lev
Vigotsky, Anna Freud, dan Sarah Smilansky. Para ahli psikolog tersebut percaya
bahwa ada empat unsur atau konsep dasar yang harus diperhatikan dalam
menyelenggarakan pembelajaran untuk anak usia dini, yaitu teori pengetahuan
(theory of knowledge), teori perkembangan (theory of development), teori
belajar (theory of learning), dan teori mengajar (theory of teaching). Adapun
teori-teori tersebut adalah :
a. Teori
pengetahuan
Piaget mengatakan
bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan
yang dimiliki oleh setiap individu dalam menjalani hidupnya. Pengetahuan ini
sudah ada dalam diri manusia dan tinggal mengkonstruk saja.
b. Teori
Perkembangan (Theory of Development)
Manusia memiliki pola perkembangan dan karakteristik dari bayi
hingga dewasa. Para ahli psikologi berpendapat bahwa manusia dalam
perkembangannya memiliki karakteristik tertentu.
c. Teori Belajar
(Learning Theory)
Sesuai dengan program pendidikan bagi anak usia dini yaitu
penerapan pembelajaran yang tepat dengan pendekatan bermain, bahwa
dari teori pengembangan tersebut dapat dilihat anak memperoleh
pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya melalui
kegiatan bermain sambil belajar (learning by playing). Pada hakikatnya anak
senang bermain, anak sangat menikmati permainan, tanpa terkecuali. Melalui
bermain, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menjadi
lebih dewasa.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam bermain adalah :
1) Bermain harus muncul dalam diri anak.
2) Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat.
3) Bermain adalah aktivitas yang nyata dan sesungguhnya.
4) Bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil.
5) Bermain harus didominasi oleh pemain.
6) Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.
Peran orang dewasa dalam bermain sangat penting, dimana orang
dewasa memberikan makna pada permainan si anak, agar dalam bermain
anak dapat memperoleh pengetahuan.
Adapun jenis-jenis main yang dikembangkan adalah :
1). Sensorimotor
atau main fungsional
Kebutuhan sensorimotor
anak didukung ketika mereka diberi
kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman atau di
lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotor
anak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan
menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur
dan barbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung
setiap kebutuhan perkembangan anak.
2). Main peran
(mikro dan makro)
Main peran juga disebut main simbolik, pura-pura, make
believe, fantasi, imajinasi, atau main drama sangat penting untuk
perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak pada usia tiga sampai
enam tahun (Vigotsky, 1967, Erikson, 1962). Fungsi main peran
menunjukkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi. Sebab
anak mampu menahan pengalaman yang didapatnya melalui panca
indra dan menampilkannya kembali dalam bentuk perilaku berpurapura.
Main peran membolehkan anak memproyeksikan diri ke masa
depan, menciptakan kembali ke masa lalu dan mengembangkan
ketrampilan khayalan.
3). Main Pembangunan
Main pembangunan juga dibahas dalam kerja Piaget (1962)
dan Smilansky (1968). Piaget menjelaskan bahwa kesempatan main
pembangunan membantu anak untuk mengembangkan
keterampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya di
kemudian hari. 13 Main pembangunan bertujuan merangsang
kemampuan anak mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi
karya nyata. Selain itu, anak menghadirkan dunia mereka melalui main
pembangunan, mereka berada di posisi tengah antara main dan
kecerdasan menampilkan kembali. Ketika anak bermain pembangunan,
anak terbantu mengembangkan keterampilam koordinasi motorik
halus juga berkembangnya kognisi ke arah berpikir operasional, dan
membangun keberhasilan sekolah di kemudian hari, contoh bahan
main berupa bahan pembagunan yang terstruktur, seperti balok unit,
balok berongga, balok berwarna, logo, puzzle, cat, pulpen hingga
pensil.
d. Teori
Pembelajaran (Theory of Instruction)
Pembelajaran pada
anak usia dini selalu menggunakan pendekatan
bermain anak. Program ini memberikan kesempatan pada anak untuk
bermain dan mengeksplorasi permainannya seluas-luasnya sesuai dengan
tahapan perkembangan yang dimiliki oleh individu masing-masing anak.
Pada model pembelajaran sentra, seorang guru lebih sebagai
pengkonstruksi pemikiran anak dan pengobserver perkembangan anak
serta sebagai model bagi anak.
Agar tercapai pelaksanaan pembelajaran, tentu saja yang harus
diperhatikan adalah karakteristik perkembangan anak, karena dalam
pembelajaran model sentra ini, yang diharapkan adalah tercapainya
perkembangan psikologis anak sesuai dengan usia biologisnya secara
natural sesuai dengan irama perkembangan masing-masing anak.
4. Tujuan Model
Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang
menitikberatkan sentra bermain pada saat pembelajaran. Sentra bermain
merupakan area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, berisi
berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun
berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan
dirancang terlebih dahulu.
Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap
berbagi obyek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan
teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan
secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya.
Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara
individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara
klasikal. Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya
akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif.
Kegiatan bermain dilakukan anak dalam kelompok kecil di sentra atau
area yang di dalamnya terdapat berbagai material bermain. Setiap sentra bermain
telah disiapkan oleh guru sesuai dengan program pengembangan
yang akan diajarkan kepada anak dengan jadwal yang telah ditentukan. Semua
kegiatan bermain diarahkan untuk mencapai target yang disesuaikan dengan
kemampuan dengan minat anak (child oriented).
Dengan menggunakan sentra bermain aktif, anak akan terlibat secara
aktif baik secara fisik maupun mental karena akan mendapatkan berbagai
pengalaman belajar dengan melihat, mendengar dan mengerjakan secara langsung
atau praktek langsung (learning by doing).
Adapun tujuan dari pada pembelajaran sentra dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Meningkatkan pelayanan pengalaman belajar kepada anak secara lebih
mendalam dengan memberikan kebebasan bereksplorasi dalam setiap
sentranya.
b. Dengan adanya sentra melatih anak-anak untuk lebih mandiri karena tidak
bergantung pada guru kelasnya saja, tetapi akan lebih diarahkan untuk melakukan
kegiatan dengan guru-guru yang lain terutama yang menjadi guru sentra.
c. Dengan adanya guru sentra, maka guru sentra akan lebih fokus dalam
mengembangkan sentra yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menuangkan segala pengembangan ide kreatifnya.
d. Proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan anak bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru
ke anak.
e. Dalam konteks itu, anak mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana pencapaiannya, mereka sadar
bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
f. Anak dapat memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu
bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini guru sentra bertugas sebagai pengarah
dan pembimbing atau inspirator.
5. Karakteristik
Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang
mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya. Adapun
karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut:
a. Ruangan
Kelas
Ruangan kelas dapat
dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang
disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra terdiri
atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra
daya cipta, sentra agama (imtaq), sentra seni, sentra kemampuan motorik. Dengan
menggunakan kegiatan main yang mencakup tiga jenis main (sensorimotor, peran
dan pembangunan). Rasio cukup, ukuran kelompok ideal (maksimal 10 anak), ruang
cukup luas (5-7 meter persegi per anak).
b. Guru
Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan
masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada
anak-anak yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang
dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan anak-anak ketika
menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang
dipelajarinya, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh muridmurid
dalam mengerjakan materi tersebut. Selain itu, guru sentra harus menguasai
perkembangan setiap anak dalam mengerjakan berbagai tugas sehingga dapat
mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan
pengajaran atau tugas perkembangannya.
Dalam pembelajaran sentra ini, satu guru sentra hanya bertanggung jawab pada 7
sampai 12 anak saja dengan moving class setiap hari dari satu sentra ke sentra
lain.
c. Bermain
Menjadikan kegiatan “bermain” sebagai kegiatan inti, anak belajar
melalui permainan mereka.
d. Pijakan
Ada pijakan-pijakan yang mengantarkan anak maju atau naik
sendiri ke tahap perkembangan berikutnya. Ada ”circle times” (saat lingkaran)
e. Intensitas dan
densitas
Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk
pengalaman tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.
Sedangkan densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang
disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
f. Bahan dan Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan
bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi
uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap
anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target
kemampuan minimal dalam mempelajari setiap sentra tertentu.
g. Anak dan Tugasnya
Setiap anak akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal.
Masing-masing anak dapat memilih sentra yang akan diikutinya. Ia bebas
menentukan waktu dan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap anak tidak
boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang
dikerjakannya selesai. Untuk mengembangkan sosiobilitas, anak boleh
mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan
mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong
satu dengan lainnya.
h. Evaluasi Kemajuan
Perkembangan Anak
Pencatatan kegiatan belajar anak dilakukan setiap pertemuan dengan
cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar,
halus, berbahasa, sosial dan aspek-aspek lainnya.
Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru (pendidik).
Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru juga dapat menggunakan
lembaran check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak,
karena itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan laporan
perkembangan belajar anak kepada orang tua masing-masing.
6. Macam-macam
Sentra dalam Model Pembelajaran Sentra
Pada model pembelajaran sentra ada beberapa macam sentra. Pemilihan
sentra yang akan dikembangkan sangat disesuaikan dengan berbagai multi kecerdasan
yang akan dikembangkan antara lain :
a. Sentra Imtaq
(Keimanan dan Ketaqwaan)
Pada sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini
dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi
anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu
konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi
anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk
mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita,
gambar-gambar dan alat permainanlain yang bernuansa agama.
Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal
agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun
iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari
akhir), al-Qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul
karimah, salam, dan lain-lain)
b. Sentra Bahan Alam
Sentra bahan alam
memiliki tujuan untuk memberikan pengalaman
pada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai materi. Di sentra ini, anak
bermain sambil belajar untuk dapat menunjukkan kemampuan menunjukkan,
mengenali, membandingkan, menghubungkan dan membedakan. Dengan bereksplorasi
dan bereksperimen anak akan memiliki ide dan kepekaan terhadap pengetahuan dan
alam sekitar sehingga tumbuh motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar.
c. Sentra Seni
Sentra seni memiliki
fokus memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan berbagai keterampilannya., terutama keterampilan tangan
dengan menggunakan berbagai bahan dan alat, seperti: melipat, menggunting,
mewarnai, membuat prakarya, melukis dan membuat prakarya dengan menggunakan
adonan. Di sentra ini, anak bermain sambil belajar mengasah rasa keindahan,
membangun kemandirian, kerja sama, tanggung jawab, bersosialisasi, melatih
koordinasi mata, tangan, kaki dan pikiran.
d. Sentra Bermain Peran Sesungguhnya (Macro Play)
Sentra bermain peran makro mendukung sepenuhnya pada
perkembangan bahasa dan interaksi sosial. Bermain peran makro adalah
bermain peran yang seakan-akan anak bermain sesuai dengan yang
sesungguhnya.
e. Sentra bermain
peran (micro play)
Sentra bermain peran
mikro (micro play) sama dengan bermain
peran makro, tetapi pada mikro anak menggunakan miniatur dari kehidupan sosial
manusia, misalnya anak menggunakan rumah Barbie dan boneka untuk bermain.
f. Sentra balok
Sentra balok membantu
perkembangan anak dalam keterampilan
berkonstruksi. Sentra ini terutama untuk mengembangkan kemampuan
visual spasial dan matematika anak usia dini.
g. Sentra Persiapan
Sentra persiapan berfokus untuk memberikan kesempatan pada anak
mengembangkan kemampuan matematika, pra menulis dan pra membaca, dengan
kegiatan antara lain: mengurutkan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan
berbagai aktivitas lainnya yang mendukung perkembangan kognitif anak.
Dikutip dari
berbagai sumber :
Kepustakaan Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi,
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:
al-Ma’arif, 1978),
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Praktis Penyelenggaraan POS PAUD,
Departemen Pendidikan Nasional, Pengenalan Pendekatan
Departemen Pendidikan Nasional, Metode Pembelajaran.
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond
Centers and Circle Times (Pendekatan Sentra dan Saat Lingkaran)
Dewi Salma Prawiradilaga, Eviline siregar, Mozaik Teknologi
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Metode Pembelajaran
Dipo Handoko, Mengajar Dengan Sentra dan Lingkaran
Rustika sugiarti, Pembelajaran Pendidikan Usia Dini Nasima dengan Pola
Sentra,
Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:
Hikayat Publishing,2005
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak
(y)
ReplyDeleteSangat membantu saya
ReplyDeleteTerima kasih :)
terima kasih sangat membantu sekali untuk bahan raker nanti
ReplyDelete