Berpikir Dan Bertindak Secara Sederhana

Wednesday 11 April 2012


Ada sebuah kisah yang cukup menarik bagi saya yaitu, seorang pemburu ia pergi berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia ia sempat menghayalkan ingin membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa jantan. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring-jaring yang biasa digunakan untuk menjaring ikan, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang tersebut.
Singkat cerita tidak berapa lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang kemudian hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu tersebut. Dengan ayunan gagang tombak yang ia lemparkan, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi kemudian si pemburu berpikir ulang, 'untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya bila dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar dari tadi?'

Kemudian tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, 'Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia.' Agak lama pemburu menunggu dengan sedikit bersabar.

Tak berapa lama tiba-tiba terdengar langkah kaki binatang mendekat, pemburu pun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu.

Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, 'Rusa!!!' sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apapun, yang ada cape dan pegal-pegal dibadan pemburu tersebut.

Ya itulah gambaran orang-orang yang terlalu berpikir idealis untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir dengan standar tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga sebagai batu loncatan nantinya. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa yang selama ini telah diharapkan

Demikian halnya dengan seseorang yang mengidam-idamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna tanpa ada cacat sedikitpun lahir dan batin. Padahal kalau mau jujur, sebanarnya setiap orang masing-masing ada kekurangannya. Yang sempurna itu hanya Allah dan bidadari-bidadari surge. Ya itulah akibatnya yang harus dirasakan bagi siapapun yang selalu memilih dengan idealismenya yanpa menyertakan hati nuraninya akhirnya tidak menemukan apa-apa. Wallahu a’lam bissawab.


No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License