Sebelum sang Rembulan menduduki singgasana
Kubasuh peluh resah dengan Tasbih-Mu
Kubasuh peluh resah dengan Tasbih-Mu
Walau sempat sang bara membahana dalam lembah kenistaan
Namun kini telah terbentuk pelita dari Fatamorgana
Terang benderang terbang bertandang di upuk gunung
Membuat penat terjerat bayang yg sempat hilang
Aku menengadah sesudah sembahyang
Agar kesenangan tak terhadang oleh nafsu yang meradang
Kilap gemerlap mengusap senyap
Di bawah langit aku meratap
Menatap bintang penuh harap
Agar sisi hitam ku menjadi lenyap
Allah, Tuhan semesta alam
Walau jati diri belum tersulam
Walau hati bersih masih suram
Kau izinkanku melihat malam
Namun kini telah terbentuk pelita dari Fatamorgana
Terang benderang terbang bertandang di upuk gunung
Membuat penat terjerat bayang yg sempat hilang
Aku menengadah sesudah sembahyang
Agar kesenangan tak terhadang oleh nafsu yang meradang
Kilap gemerlap mengusap senyap
Di bawah langit aku meratap
Menatap bintang penuh harap
Agar sisi hitam ku menjadi lenyap
Allah, Tuhan semesta alam
Walau jati diri belum tersulam
Walau hati bersih masih suram
Kau izinkanku melihat malam
Dalam pusara kebersahajaan
Keheningan menari-nari di kegelapan
Bersama sujudku di atas sajadah
Tak terasa tetesan laksana embun
Telah membasahi hati bercampur gemuruh
Sujudku jatuh di keharibaan-Nya.
Ooh Ramadhan kumerindukanmu
Satu tahun kumenantimu
Cepatlah engkau datang bersama kemulianmu
Ku ingin berasyik masyuk dalam pelukanmu
Bersama ku ingin melunturkan daki-daki kehinaanku
Betapa besar dosaku
Siapa lagi yang mengampuniku
Kalau bukan Engkau
Terimalah simpuh sujudku
Di keheningan syahdu
Betapa besar dosaku
Siapa lagi yang mengampuniku
Kalau bukan Engkau
Terimalah simpuh sujudku
Di keheningan syahdu
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda sopan kami hargai