Therapi dengan menggunakan SEFT pada anak Hiperaktif

Tuesday 19 July 2011



Para pembaca sekalian, sebelum kita berbicara lebih jauh apa itu ADHA (Attention Defict Hyperactivity Disorder) atau nama lainnya yaitu GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian) hendaklah kita ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan anak hiperaktif.

Secara umum, anak hiperaktif (ADHD) adalah pola perilaku anak yang tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian, impulsif/ bergerak sekehendak hatinya. Dia selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak sebaya. Hal ini disebabkan perhatiannya selalu beralih dengan sangat cepat dari satu fokus ke lainnya.

Nah, kalau boleh saya share / berbagi pengalaman sedikit, bahwa anak murid saya dia sudah berada di TK B usianya sudah 6 tahun namun anak ini luar biasa aktifnya hampir selama 2 jam tidak ada rasa capeknya. Namun masih belum masuk ke dalam pengertian yang disebut di atas. Saat anak sakit pun, aktivitasnya masih relatif lebih aktif sehingga kadang-kadang tidak diketahui apakah dia sedang sakit ataupun tidak. Memang pada dasarnya anak yang hyperactif itu seperti ada yang menggerakan atau ada imfuls-imfuls  syaraf motorik yang terganggu, sehingga kalau itu sudah terganggu anak tersebut akan selalu bergerak.

Pernah dalam beberapa kesempatan, saya coba mengikuti kemauan anak tersebut selama 1 jam luar biasa ritmenya seperti tidak ada jeda istirahat dan saya sendiri terasa capeknya, namun setelah satu jam saya mulai mengadakan pendekatan melalui therapi ringan yaitu dengan menggunakan SEFT (Spritual Emosional Freedom Teknik). Alhamdulillah anak ini bisa di diamkan selama 10 menit. Ya dengan cara itulah untuk mendiamkan dia, karena kalau sudah diam kesempatan saya untuk melakukan tretmen dan pendekatan lainnya seperti melatih motorik halus bagaimana agar ia bisa menulis dan menggambar.Dari apa yang telah saya lakukan alhamdulillah ia sudah bisa menggambar dan menuliskan namanya sendiri.
 
Nah, tentu saja mungkin ada di antara anak-anak kita memiliki sifat seperti yang disebutkan di atas. Namun jangan khawatir. Percayalah bahwa setiap prilaku yang ditampilkan pasti ada jalan keluarnya ibarat penyakit pasti ada obatnya kecuali maut. Setiap kondisi ada penyebabnya. Setiap akibat ada gejalanya. Dengan metode hipnoterapi dan metoda lainnya yang saya terapkan di sekolah, insya Allah anak hiperaktif dapat diterapi dengan baik dengan hasil yang baik pula.

Pertama-tama kita harus mengetahui apa permasalahan yang sebenarnya, serta mengetahui apa yang diharapkan orang tua dari anaknya. Dengan demikian akan diketahui dasar permasalahannya (jadi, tidak main terapi saja dan asal mengajar tanpa memperhatikan kondisi anak tersebut.)

Selanjutnya saat memberikan terapi kepada sang anak, pun dikondisikan tidak seperti terapi. Melainkan kita mesti mengikuti apa yang menjadi keinginan si anak. Selanjutnya, barulah masuk ke dalam proses pemberian sugesti kepada anak. Hal ini sangat tergantung kepada kondisi sang anak serta bagaimana perlakuan orang tua terhadap sang anak selama ini (apakah diperlakukan dengan kekerasan, kelembutan, atau dibiarkan tidak terurus sama sekali).

Saya berikan informasi sedikit bahwa hipnoterapi adalah metoda pemberian sugesti kepada seseorang melalui alam bawah sadarnya. Seperti yang diketahui bersama bahwa alam bawah sadar seseorang adalah letak "sebenarnya" program dari seseorang. Dengan mengubah program ini, maka pola pikir akan diubah menjadi lebih baik.

Jadi dengan hipnoterapi terhadap anak, metoda pemecahan masalah yang diberikan akan diupayakan sesederhana mungkin dengan bahasa anak, serta dengan mengikuti kemauan anak. Jadi sikap kita terhadap mereka tidaklah akan otoriter, melainkan lembut dengan penuh kasih sayang.

Pengalaman saya dengan anak hyperaktif, karena mereka mudah menerima sugesti, maka akan lebih mudah memberikan pengarahan kepada mereka. Metoda hipnoterapi anak ini terbukti cepat, ampuh, aman, dan memberikan hasil yang lebih permanen.

Tentu saja selain memberikan sugesti kepada sang anak, kebanyakan yang harus diubah pola pikir, sikap dan perkataan, terus terang sebagian besar masalah yang dihadapi anak spesial ini terkadang berawal dari orang tuanya. Dalam kebanyakan kasus, kondisi permasalahan anak banyak disebabkan oleh orang tua yang terlalu keras, terlalu sering membentak, memaki-maki, menggertak sang anak. Sudah diketahui siapa yang akan menjadi korban. Tentu anak akan merasakan dampaknya yang berakibat secara psikis pada saat anak menginjak dewasa nanti. Wallahu a’lam bissawaab.

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License