Mengambil Ibroh Dari Kisah Pipit & Cicak

Tuesday 16 April 2019

Oleh : Sarpani Arpan

Kisah yang sangat masyhur, yang selalu dikenang dari zaman ke zaman yakni kisah Nabi Ibrahim AS ketika dihina, dikriminalisasi, dikejar-kejar hingga pada akhirnya beliau ditangkap dan puncaknya Nabi Ibrahim harus menerima konsekuensi yang cukup berat oleh penguasa disebabkan Nabi berpihak pada Agama yang lurus dalam menjaga nilai-nilai tauhid.

Kabar hoaxs  dan fitnah yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim tak membuat beliau gentar dan ciut nyalinya justru keyakinannya semakin membaja, tidak bergeming sedikitpun terlebih pada saat  digiring ketempat pembakaran api yang berkobar hebat.
Burung pipit yang menyaksikan hal itu tentu dengan segala keterbatasannya ia sangat sadar akan dirinya yang lemah. Namun yang perlu diapresiasi adalah usahanya yang pantang menyerah untuk terus berusahan menyiram api yang berkobar dahsyat sedang menyelimuti  Nabi Ibrahim AS.

Cicak yg melihat ulah pipit tertawa, sambil berkata ;

" Hai pipit, apa yang kamu lakukan?”tanya dengan penuh keheranan.
“alangkah bodohnya  yg kau lakukan itu”,”paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan bebetapa tetes air saja, apa mungkin bisa memadamkan api itu?"ujar cicak denga sinisnya.

Sang Pipit menjawab ;

“Walaupun aku tahu aku tidak akan mampu memadamkan api tersebut, namun aku mesti berusaha sekecil apapun hasilnya.”

“Allah tidak akan bertanya kepadaku apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi aku lebih takut Allah akan menanyakan apa yang aku lakukan saat melihat kezaliman di depan mataku!”

Cicak terus tertawa, dengan penuh kesombongan. Dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim AS...
Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim AS...

Tapi Allah melihat dimana ia berpihak

Hikayat ini terjadi sekarang, saat ustadz Abdul Shomad berdakwah kepada umatnya dan para elit di Negeri ini apa perlakuan yang didapatkan beliau hari ini?, ya beliau dihina, dicemooh, bahkan di fitnah dengan sangat keji, sepertinya yang memfitnah merasa tidak bersalah atas prilakunya, terus saja membuat ujaran kebencian dan celakanya lagi menggunakan acoun orang lain, ini jelas selain memfitnah juga bertujuan mengado-domba.
Ada sebagian yang beranggapan bahwa  beliau mendapatkan perlakuan itu karena mendukung paslon tertentu! Kalaua masalahnya itu, bukankah dikubu sebelah juga ada ustadz-ustadz yang mendukung kubu sebelah?  Mari kita sesama anak bangsa saling menghormati hak-hak orang lain, karena semua punya hak yang sama memilih siapa yang dikehendakinya tanpa ada rasa keterpaksaan. Melihat kejadian ini....

Dimana kita harus berpihak ?

Disaat ustadz, ulama dan haba'ib dikriminalisasi dan difitnah. Yakinlah akan ucapan, baik dari lisan maupun tulisan yang sengaja atau tidak sengaja pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan dihadaban Allah SWT.

Pendapat ataupun sikap dukungan tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah, karena kemenangan mutlak ada dalam genggaman-Nya.

Allah akan mencatat dimana kita berpihak.

Ali Bin Abi Tholib pernah mengatakan "Orang-orang dzolim akan makin berani bukan karena mereka makin  kuat tapi karena diamnya orang-orang baik".


Dihadist lain Rasulullah SAW.bersabda " Qul Khoiron Au Liyasmut! "Berkatalah yang Baik atau Diam" semoga Allah selalu menjaga lisan kita untuk selalu bertutur kata dengan kata-kata yang menyejukkan. Wallahu a'lam bishawab.

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License