Mendidik Generasi Qur’ani Abad 21

Friday 15 November 2019


"Bagaimana kondisi?"

"lima-lima empat!", jawab para siswa SMP Luqman Hakim Putra dengan lantang penuh kekompakan.

Ucapan penyemangat di atas tidak asing terdengar oleh siswa ketika guru dan pengasuh bertanya kepada para siswa di setiap momen kegiatan khususnya kegiatan outdor atau kepanduan tak terkecuali pada saat mabit di luar sekolah kemarin di Masjid Istiqamah.

Alhamdulillah kegiatan mabit siswa SMPIT Luqman Hakim Balikpapan dapat terlaksana dengan baik sejak sore kemarin 15-11-2019, sesampainya di Masjid Istiqamah usai sholat ashar berjamaah, siswa luqman disambut dengan pertandingan persahabatan oleh SMP istiqamah. Usai pertandingan keakraban makin terjalin antar siswa. Agenda demi agenda terus berjalan dari sholat magrib, dilanjutkan sharing pengalaman dari santri tahfidz istiqamah oleh ananda Sajid. Kemudian dilanjutkan sholat malam berjamaah yang diimami oleh ustadz Asrul selaku murobbi di SMP Luqman.

Kultur sholat berjamaah di lembaga pendidikan hidayatullah sudah menjadi ciri khas oleh karena itu, sejak awal keberadaanya sudah memposisikan sebagai pendidikan berbasis tauhid dengan taglinenya “Mendidik Sepenuh Hati Dengan Keteladanan" dengan visi "Menjadi sekolah Islam berbasis tauhid, unggul dalam proses, untuk melahirkan generasi qur’ani yang kompetitif‘’

Oleh karena itu kegiatan yang sudah terlaksana maupun yang belum dilaksanakan, semua berorientasi pada nilai ketauhidan. Spirit 554 bukanlah jenis pesawat yang dimiliki USA (Spirit Airlines 554 Flight). Tapi itu adalah harapan akan lahirnya generasi 554 yang pasti akan datang sebagaimana janji Allah SWT di surah ke 5 ayat 54 tepatnya surah al-maidah :54 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui"

Tahun 2001, kata orang adalah awal abad ke 21 hingga tahun 2100, disebut juga Era Milenium, di mana semua alat sudah sangat canggih, itu ditandai dengan semakin  pesatnya revolusi industri 4.0 (four point zero) yakni fase keempat dari perjalanan revolusi industri. Pada abad ke 18 dimulainya 1.0 (one point zero). Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk peningkatan produktivitas yang bernilai tinggi, dengan perubahan yang bergerak cepat terkait dengan segala dimensi kehidupan, wujud berupa digitalisasi sektor kehidupan.

"Ustadz bagaimana kita, para santri yang setiap hari berkutat dengan Al-Qur'an, buku pelajaran dan kegiatan ibadah, praktis selama 24 jam hanya itu yang kami lakukan?", sementara orang diluar sana sudah sibuk dengan alat komunikasinya yang serba canggih seperti 4.0 (four point zero) kita di sini (pesantren) tidak boleh pake Hp" tanya seorang santri lewat secarik kertas yang dibacakan oleh ustadz Abdul Somad (UAS).

Dengan senyum UAS menjawab, “kalian tidak perlu risau, belajar saja sungguh-sungguh!”,tegas beliau dengan logadnya yang khas.

“Ada saatnya nanti, itu hp kamu pegang saja dari subuh sampai sore, insya Allah malamnya kau sudah kuasai”, mendengar ucapan ini, spontan jama’ah tertawa, ha..haa..”gak perlu pusing!, “orang di luar sana saja tidak mikirkan kau, kenapa kau yang mikirkan mereka, fokus saja belajar, kalau sudah punya ilmu yang memadai, tinggal nanti kalianlah yang menguasai, bisa jadi youtuber atau jadi penulis dan jadi apa saja yang penting untuk dakwah, kalau ada yang pintar menulis, tulislah dengan bahasa yang bagus”.

“Penuhilah media-media sosial itu dengan kebaikan dari Al-Qur’an, Sunnah, dan perkataan-perkataan menyejukkan dari ulama,” Seru Ustadz Abdul Somad penuh semangat.

Akhirnya apa yang menjadi harapan dan ratapan kita semua, semoga do’a-doa yang selalu kita munajatkan kepada-Nya pada akhirnya akan membuahkan hasil selama tetap dalam keistiqamahan, penulis jadi teringat pesan khalifah Ali pada 14 abad yang silam,”didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu!”, demikian kata Ali bin Abi Thalib. Di zaman ilmu pengetahuan yang semakin maju yang harus ditanamkan kepada anak-anak, yang paling utama adalah keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Jadikan Halal dan Haram sebagai tolak ukur dalam perbuatan, meraih Ridho Allah Subhanahu Wata’ala sebagai tujuan hidupnya, agar generasinya tumbuh menjadi generasi ummatan wasathan atau generasi 554 sebaimana janji Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab.*/Arpan.

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License