Oleh : Sarpani Arpan
Kisah yang sangat
masyhur, yang selalu dikenang dari zaman ke zaman yakni kisah Nabi Ibrahim AS
ketika dihina, dikriminalisasi, dikejar-kejar hingga pada akhirnya beliau
ditangkap dan puncaknya Nabi Ibrahim harus menerima konsekuensi yang cukup berat
oleh penguasa disebabkan Nabi berpihak pada Agama yang lurus dalam menjaga nilai-nilai
tauhid.
Kabar hoaxs
dan fitnah yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim tak membuat beliau gentar dan ciut
nyalinya justru keyakinannya semakin membaja, tidak bergeming sedikitpun
terlebih pada saat digiring ketempat pembakaran api yang berkobar hebat.
Burung pipit yang
menyaksikan hal itu tentu dengan segala keterbatasannya ia sangat sadar akan
dirinya yang lemah. Namun yang perlu diapresiasi adalah usahanya yang pantang
menyerah untuk terus berusahan menyiram api yang berkobar dahsyat sedang
menyelimuti Nabi Ibrahim AS.
Cicak yg melihat ulah pipit tertawa, sambil berkata ;
" Hai pipit,
apa yang kamu lakukan?”tanya dengan penuh keheranan.
“alangkah
bodohnya yg kau lakukan itu”,”paruhmu yg
kecil hanya bisa menghasilkan bebetapa tetes air saja, apa mungkin bisa memadamkan
api itu?"ujar cicak denga sinisnya.
Sang Pipit menjawab ;
“Walaupun aku
tahu aku tidak akan mampu memadamkan api tersebut, namun aku mesti berusaha
sekecil apapun hasilnya.”
“Allah tidak akan bertanya kepadaku apakah aku berhasil
memadamkan api itu atau tidak. Tapi aku lebih takut Allah akan menanyakan apa
yang aku lakukan saat melihat kezaliman di depan mataku!”
Cicak terus tertawa, dengan penuh kesombongan. Dan sambil menjulurkan lidahnya ia
berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim AS...
Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api
yg membakar Nabi Ibrahim AS...
Tapi Allah melihat dimana ia berpihak
Hikayat ini
terjadi sekarang, saat ustadz Abdul Shomad berdakwah kepada umatnya dan para
elit di Negeri ini apa perlakuan yang didapatkan beliau hari ini?, ya beliau
dihina, dicemooh, bahkan di fitnah dengan sangat keji, sepertinya yang
memfitnah merasa tidak bersalah atas prilakunya, terus saja membuat ujaran kebencian
dan celakanya lagi menggunakan acoun orang lain, ini jelas selain memfitnah
juga bertujuan mengado-domba.
Ada sebagian yang
beranggapan bahwa beliau mendapatkan
perlakuan itu karena mendukung paslon tertentu! Kalaua masalahnya itu, bukankah
dikubu sebelah juga ada ustadz-ustadz yang mendukung kubu sebelah? Mari kita sesama anak bangsa saling
menghormati hak-hak orang lain, karena semua punya hak yang sama memilih siapa
yang dikehendakinya tanpa ada rasa keterpaksaan. Melihat kejadian
ini....
Dimana kita harus
berpihak ?
Disaat ustadz, ulama dan haba'ib dikriminalisasi dan
difitnah. Yakinlah akan ucapan, baik dari lisan maupun tulisan yang sengaja
atau tidak sengaja pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan dihadaban Allah
SWT.
Pendapat ataupun sikap dukungan tak akan mengubah sedikitpun
takdir Allah, karena kemenangan
mutlak ada dalam genggaman-Nya.
Allah akan mencatat dimana kita berpihak.
Ali Bin Abi
Tholib pernah mengatakan "Orang-orang dzolim akan makin berani
bukan karena mereka makin kuat tapi karena diamnya orang-orang baik".
Dihadist lain
Rasulullah SAW.bersabda
" Qul Khoiron Au Liyasmut! "Berkatalah yang Baik atau
Diam" semoga Allah selalu menjaga lisan kita untuk selalu bertutur kata
dengan kata-kata yang menyejukkan. Wallahu a'lam bishawab.
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda sopan kami hargai