Wisataku ke Bukit Bangkirai

Friday 15 April 2011


Pergi berlibur ke tempat wisata sangat menyenangkan apalagi kalau perginya rombongan, wah perjalanan itu sungguh menyenagkan. Waktu itu kalau tidak salah ingat perginya awal bulan januari 2011, dengan menggunakan Bus besar lumayan mampu menampung kurang lebih 40 siswa-siswi SDIT Luqman Al-Hakim Balikpapan kelas 6 bersama para guru, karyawan menejmen, kepala sekolah dan direktur.Ya perginya dimulai dari jam. 08.00 dan sampai di Bukit Bengkirai sekitar jam. 09.30, perjalanan tersebut sebenarnya hanya butuh 1 jam tapi karena jalan sempat macet ketika di Km 35 gara-gara ada mobil kijang milik rombongan lain amblas ya terpaksa jalan mobilnya jadi lemot.

Dan perlu diketahui kawasan Wisata Bukit Bengkirai terletak pada Km 38 jalan raya Soekarno Hatta Balikpapan Samarinda, merupakan kawasan wisata alam berupa hutan alami yang masih asli. Kawasan wisata alam ini berada di areal PT. Inhutani I Unit Manajemen Hutan Tanaman Industri (UMHTI) dan diresmikan pada tanggal 14 Maret 1998 oleh Mantan Menteri Kehutanan Ir. Djamalluddin Suryohadikusumo. Merupakan kawasan yang berperan penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah.

Setibanya di Bukit Bengkirai para guru rehat sejenak sambil duduk-duduk mendengarkan pengarahan dari Bapa Nasri selaku direktur SIT Hidayatullah dan dilanjutkan dengan tausiyah dan setelah itu dilanjutkan dengan segala macam permainan. Pada saat pukul 11.00 para siswa-siswi sudah lebih dahulu mengadakan pendakian menuju Bukit dan diakhiri disuatu tempat yang bernama Canopy Bridge (Jembatan Tajuk),merupakan jembatan yang menghubungkan pohon canopy satu dengan pohon canopy yang lain setinggi 25-30 meter dari permukaan tanah dengan panjang keseluruhan 64 meter dan menguhubungkan 5 pohon Bangkiray.

 Pada saat jam 11.30 guru-guru pun ikut menapaki jalan yang cukup berliku dan di samping kiri kanan sangat banyak sekali pohon-pohon besar yang sudah berumur ratusan tahun seperti pohon ulin, gharu, bengkirai dan lain-lain. Nah ketika hutan ini dilihat dari udara sangat tampak sekali ciri dari Hutan Hujan Tropis yang cukup indah dan membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung.

Ketika kami menelusuri jalan Setapak (Trek), ya seperti Adventure Jungle yang sudah berpengalaman dalam menjelajahi kawasan Hutan Bangkiray, namun disepanjang perjalanan kami tidak menemukan fauna yang unik dan langka seperti beruang madu atau jenis-jenis burung, babi hutan, monyet dan lainnya, munkin mereka pada takut pada rombongan kami yang cukup banyak. Kami hanya menemukan jenis tumbuhan seperti Anggrek Hitam,Anggrek Tebu, Anggrek Mata, Anggrek Bintang, Berpijar dan lain-lain tanaman langka lainnya.
Ya akhirnya tak terasa perjalanan kami sampai juga di pondokan (Shelter), kamipun  istirahat dan makan bersama siswa-siswi, sambil mengamati satwa-satwa liar.

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan, meskipun sebagian teman sudah ada yang kelelahan, namun kelelahan itu berangsur-angsur hilang ketika sudah memasuki kawasan Jungle Cabin dan Mini Canopy Bridge, ya bangunan yang bernuansa alam dan berada di dalam hutan.


Canopy Bridge sangat cocok untuk kegiatan Outbound (Team Building). 
Oya perlu diketahui ketika kita sudah berada di atas Canopy Bridge (Jembatan Tajuk),merupakan jembatan yang menghubungkan pohon canopy satu dengan pohon canopy yang lain setinggi 25-30 meter dari permukaan tanah dengan panjang keseluruhan 64 meter dan menguhubungkan 5 pohon Bangkiray. Masing-masing jarak pohon satu dengan lainnya rata-rata kurang dari 10-15 meter.

Menurut Yanto, penjaga Jembatan Tajuk Bukit Bangkirai, jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat ahli dari Amerika Serikat dalam sebulan, Januari-Februari 1998. Jembatan dirancang khusus dengan bahan kayu dan besi antikarat sehingga diperkirakan kuat hingga 15-20 tahun.

Jalan menuju jembatan tidak begitu melelahkan. Walau begitu, himpunlah stamina dan konsentrasi dan nyali yang cukup sebelum naik. Pelancong menaiki menara yang dibuat berputar seperti halnya rolling door. Berdasarkan perhitungan petugasnya, anak tangga menara ini mencapai 139 lembar papan tebal.

Jika lelah menaiki menara, anda boleh istirahat. Setiap putaran tersedia lantai dasar, sekaligus cocok lokasi berfoto-foto dengan latar belakang pepohonan yang besar-besar.
Sesampai di puncak menara, anda akan menemui jembatan gantung, yang diikatkan dengan kokoh pada batang-batang pohon. Nyali besar dibutuhkan. Dan bagi anda yang fobia pada ketinggian sebaiknya tidak mencoba-coba, sebab saat melintas jembatan bergoyang sedikit. Bila sudah bulat tekad, berpeganglah kokoh pada kabel besi penyangga jembatan.
Alasan goyang ini pula, sehingga pengelola melarang wisatawan melintasi jembatan saat angin bertiup kencang, melebihi kecepatan 30 km per jam.
Saya sendiri sempat ditegur sama petugas gara-gara berdiri dipagar tali jembatan.

Nah ketika kita sudah berada diatas ketinggian 30 meter dari permukaan laut sangat memungkinkan umtuk mengamati berbagai macam jenis pohon dan hewan.
Adapun jenis hewan seperti Burung – burung, untuk ini saja terdapat 113 jenis Burung antara lain Punai, Kirik-Kirik Biru, Kacep, Murai Batu, Sepah dan lain-lain.

Jenis fauna lainnya seperti Owa-owa,Beruk,Lutung Merah,Monyet Ekor Panjang, Babi Hutan dan Bajing Terbang dan Rusa Sambar.

Dengan beragamnya kegiatan tak terasa waktu sudah menjelang asar, maka kami pun segera bersiap-siap kembali untuk pulang dengan membawa kesan yang sangat mendalam, ya suatu saat kami akan kembali lagi insyaallah.



No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License