Arti Sebuah Pengorbanan

Sunday 24 April 2011


Akhir-akhir ini orang-orang penduduk Jawa di resahkan dengan ulat bulu yang bertebaran di setiap pepohonan bahkan sudah masuk ke rumah-rumah warga. Dan yang lebih menggemparkan kejadian ini begitu cepat menyebar ke daerah-daerah lain. Ada apa gerangan ?.  
Saya tidak membahas mengapa ini terjadi, saya hanya ingin belajar dari peristiwa ini betapa manusia sangat tak berdaya ketika ulat bulu yang begitu banyak jumlahnya dapat mencemaskan para manusia. Sebenarnya kalau kita mau jujur para ulat ini sebenarnya juga cemas dan merasa terancam keberadaannya, apalagi makanan yang ia konsumsi berupa dedaunan segar sudah mulai langka, kalaupun ada kebanyakan tumbuhan yang dikonsumsinya sudah terkontaminasi dengan polusi udara yang datang dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor dan pencemaran lainnya yang dihasilkan dari manusia-manuisa yang tidak bertanggung jawab. Dan yang lebih menyedihkan lagi ulat-ulat ini pun turut menjadi korban dari keganasan manusia.
Beruntunglah ulat bulu yang masih bisa makan daun meskipun banyak dedaunan yang sudah tercemar oleh berbagai macam limbah udara. Dan daun hijau sebagai baggian makhluk hidup ia masih peduli pada ulat bulu buktinya ia merelakan saja daunnya dimakan oleh ulat bulu. Ya dalam rindangnya pohon terdengarlah dialog kecil antara ulat bulu dengan daun tersebut”, ulat ko badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau. "Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.   "Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."  
Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat bulu tersebut mengucapkan terima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat bulu yang lapar.  
Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar. 
Saudaraku........
Apa yang hikmah yang terkandung dari peristiwa antar ulat dan daun? Ya mestinya kita seperti daun yang mau berkorban demi saudara-saudara yang lain tanpa memandang dari mana ia berasal dari agama mana ia?. Buatlah hidup kita menjadi berarti buat orang lain, karena umur hidup yang diberikan sama Tuhan ada batasnya, tetapi amal soleh yang kita berikan buat orang lain itu tidak terbatas karena hasil amal yang diperoleh akan selalu memberi mamfaat buat diri kita bahkan akherat kelak.
Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.
Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita. 
Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga  melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.  
Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati. Bukan dengan angkara murka yang dengan segala dendam kesumat.
 

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License