Perkenalanku dengan aktivis NII

Tuesday 3 May 2011



Berawal dari proses perkenalan,  ya peristiwa itu terjadi tahun 2006 ketika saya baru selesai kuliah. Pada waktu itu saya lagi asyik membaca buku di sebuah toko buku yang berada di Poin Square Lebak Bulus Jakarta. Di saat aku asyik memperhatikan deretan buku-buku tiba-tiba ada salah seorang pemuda yang menghampiri aku, dan ia pada awalnya bertanya, “Mas cari buku apa? Lagi nyari buku tentang motivasi” jawabku singkat. Perkenalkan namaku ” A”  ya ketika ia memperkenalkan dirinya ia sambil menyurungkan tangannya, aku pun langsung menyambutnya. Ya sebuah proses perkenalan kemudian berlanjut ke pembicaraan yang semakin hangat karena ia begitu lincah mengolah kata ya sebuah ungkapan yang sopan selalu keluar dari lisannya yaitu kata “maaf” sebelum berbicara. 

Pembicaraan kami semakin seru dari masalah psikologi, sosial sampai masalah agama. Tak terasa obrolan kami sudah satu jam. Maaf mas kayaknya kalau kita ngobrol di tempat ini kurang bermakna rasanya” maksudnya?, tukasku dengan sedikit heran. Maksudnya bagaimana kalau kita lanjutkan di Mr. Bakso (restouran bakso) kan kita bisa lebih nyantai dikit sambil makan-makan, dalam hati saya baik betul nih orang baru kenal udah teraktir aku. Ya saya pun menyanggupinya dengan senang hati. 

Setelah kami masuk di restouran pelayan dengan ramahnya mempersilahkan kami untuk duduk dan kemudian menyodorkan menu-menunya. Ya seorang pemuda tersebut menawarkan kepada saya “mau makan apa mas? Bakso aja” jawabku. Sambil menunggu pesanannya kami melanjutkan obrolan. Untuk kali ini ketika membahas masalah keislaman aku perhatikan pemuda tersebut sangat semangat sekali. 

Dan ia sempat bertanya kepadaku masalah hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya, ya selain itu “apakah umat islam saat ini sudah merasakan kesejahteraan. Dari pertanyaannya itu aku langsung jawab, memang pada saat ini umat islam mengalami kemunduran  dari segala aspeknya. Tidak ada keadilan yang bisa dirasakan. 

Setelah berbicara panjang lebar, aku pun bertanya kepadanya mas sekarang kuliah dimana? Aku baru lulus MA/SMA  dan rencana nanti mau kuliah di UI” buru-buru ia menyebut insyaallah kalau diterima, kalau tidak mungkin di UIN. Dari obrolan kami tak terasa sudah menjelang ashar, aku pun mengajaknya untuk sholat ashar. Ia bilang maaf dulu ya” silahkan mas duluan” kebetulan aku mau sholat di Masjid yang ada di luar Mall ini dan sekalian mau ada urusan ama orang lain. Oya jangan lupa besok ada pengajian di tempat ustadzku datang ya? Insyaallah jawabku. 

Pada keesokan harinya rupanya si A ini sudah sms duluan agar saya secepatnya ketempat pengajiannnya, setelah mendapat informasi akupun berangkat dengan menggunakan motorku tepat pada jam sembilan aku sudah berada di tempatnya dia yaitu di daerah pondok labu. Ketika aku masuk kedalam rumahnya di dalam sudah ada 4 orang dan ditambah dengan aku jadi berlima. Dalam hati saya sempat bertanya-tanya kok” orang yang hadir cuma ada 4 orang? “ katanya pengajian. 

Ketika aku mulai masuk sambil salam, kemudian si A memperkenalkan aku pada ke 3 orang yang ada disampingnya. Setelah aku menyalami satu persatu, tidak berapa lama kemudian si A menghidangkan makanan ringan dan tak lupa ia juga meletakkan Al-Qur’an terjemahan tepat dihadapanku. Tanpa berpanjang lebar si A membuka acara tersebut dengan bacaan bismilah dan dilanjutkan dengan membaca suroh Al-Fatihah secara bergantian, setelah semua sudah membacanya  seorang yang berada di posisi kanan saya dia dipanggil guru oleh A, maka kemudian si A mempersilahkan sang guru untuk membahas tentang sejararah bangsa Indonesia. Kelihatannya orang ini berumur sekitar 30 an memang terlihat masih muda dengan perawakan sedikit agak kurus namun energik dari wajahnya menampakkan semangat yang luar biasa. 

Dari obrolan singkat saya sesekali melirik kesetiap sudut ruang tamu tersebut disana sudah ada whiteboards lengkap dengan spidol dan penghapusnya. Ya sebuah kata pembuka dengan ucapan salam terlontar dari si A sebagai emcinya. Setelah itu dilanjutkan oleh si B beliau adalah pembicara yang akan membawakan materi. Pada awalnya ia membahas tentang sejarah pergolakkan tokoh-tokoh Nasional seperti Imam Bonjol dan tokoh-tokoh lainnya, tapi saya perhatikan apa yang ia sampaikan dari pembahasan awal memang lebih banyak berbicara masalah masuknya islam ke Indonesia.

Kemudian setelah membahas masalah tokoh-tokoh nasional, pembahasan mulai kepada tokoh seperti Kartoswiryo dan Daud Boureh sebagai orang yang mengawali berdirinya NII tak lupa disana ada kahar mujakkar. Dari apa yang ia paparkan tidak sama dengan apa yang selama ini kita pelajari dibuku sejarah Indonesia. Singkat cerita pada hari ketiga saya datang lagi untuk mengikuti kajiannya kali ini tempatnya berbeda lagi yaitu daerah pisangan ciputat. Untuk hari ketiga pembahasan lebih seru lagi karena yang dibahas masalah syahadat. Ya sebuah keyakinan yang sangat prinsip betapa mereka begitu ngototnya untuk saya mau bergabung dalam jamaahnya. Dan ia sempat mengatakan bahwa “Tiada islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa imamah dan tiada imamah tanpa bai’at” mengutip perkataannya Umar Bin Khatab. Setelah mendengar pemaparan ini kemudian saya bertanya. “Ustadz setelah saya dengar apa yang telah dipaparkan tadi misalnya masalah hijrah apakah masih diwajibkan bagi umat islam untuk hijrah secara fisik? Ya”jawabnya. Kemudian saya bertanya lagi dalam sebuah proses perjalanan Rasulullah bersama para sahabatnya itukan ada dua priode atau tahapan yaitu priode Mekkah dan priode Madinah” yang saya mau tanyakan sekarang untuk jamaah Ustadz berada dipriode mana? Kita sekarang masih berada dipriode Mekkah makanya kami dalam berdakwah masih sembunyi-sembunyi.

Kita belum saatnya untuk berdakwah secara terang-terangan. Kalau memang masih priode Mekkah setau saya pada zaman Nabi dulu itu belum ada perintah untuk mengerjakan sholat, jadi sah-sah saja kalau saat ini kita tidak mengerjakan sholat bagaimana Ustadz? Oh kalau sholat tetap dikerjakan” jawab Ustadz. Sholatnya berjamaah atau sendiri-sendiri Ustadz?, terserah”jawab Ustadz. Kalau menurut saya Ustadz yang namanya sholat wajib itu diwajibkan berjamaah karena kita tau dalam sejarah pernah Rasulullah itu akan membakar rumah sahabat gara-gara ia tidak ikut berjamaah ke Masjid”. Dan kalau saya perhatikan dari kemarin jamaah yang ada disini sholatnya ko masing-masing dan sekarang saja sudah jam 14.00 Ustadz sama si A dan si B ini belum sholat Dzuhur bagaimana ini Ustadz?’’. Untuk saat ini kita kan lagi membahas masalah keilmuan dalam islam  dan ini bagian dari ibadah oleh karenanya sholat bisa ditunda. Wah kalau begitu kita termasuk orang yang melalaikan sholat namanya Ustadz”.

Ya sudah kamu disini sudah banyak paham tentang keislaman sudah sepantasnya untuk ambil bagian dalam dakwah ini bagaimana? Saya pikir-pikir dulu Ustadz”. Dalam benak saya apa yang dibahas dalam kajian itu sudah banyak sekali penyimpangan. Sangat bertolak belakang apa yang telah diperjuangkan oleh NII zaman dulu, kalau mau dibandingkan dengan NII sekarang mungkin perbandingannya 10 % mengandung kebenaran sisanya 90% sudah sangat menyimpang jauh dari tauhid yang sebenarnya.

Rupanya dari penolakan saya secara halus membuat mereka merasa tersinggung hingga beberapa hari kemudian selama 2 minggu tempat tinggal saya di Ciputat selalu didatangi oleh orang-orang yang tidak dikenal. Akhirnya saya pindah kontrakkan bersama teman dan alhamdulillah mereka sudah tidak mengetahui keberadaanku bersama teman-teman.

Saya sebenarnya sudah lama mengetahui sepak terjang NII/kw9, namun karena penasaran saya coba untuk mengiyakan ketika di ajak oleh seseorang, ya sekedar tau apa sih muatan yang ada didalamnya. Dari peristiwa itulah saya tambah yakin betapa NII ini sudah tidak murni lagi dalam memperjuangkan Islam dan sudah disusupi oleh pihak asing dan juga intelijen yang punya kepentingan. Oleh sebab itu NII ini ibaratnya virus. NII (asli) dilemahkan. Kemudian dibuat vaksin dan kembali disuntikkan untuk mendapatkan antibodi dalam artian anti NII, kesannya kemudian yang muncul dibenak masyarakat adalah memang seperti itu ya NII dan pada akhirnya sudah tidak bisa lagi dibedakan mana NII asli atau yang murni menegakkan kebenaran dan mana NII palsu yang sengaja dipelihara. Ya Allah lindungilah umat islam dari makar-makar orang-orang yang berniat menghilangkan cahaya kebenaran dari-Mu. Amiin  “Wallahu a’lam bissawaab”

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda sopan kami hargai

 
Copyright © 2016. ARTICLE ARPAN.
Design by ARPAN NEWS. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License